Dulu, di sebuah desa pesisir Jawa, nenek buyut saya—yang dipanggil Mbah Siti—sering bercerita bagaimana masyarakat zaman dulu menghabiskan malam dengan lempar dadu di teras rumah. Di bawah lampu minyak jelantah, tawa dan sorak kecil terdengar saat tulang–tulang dadu berserakan di atas tikar anyaman. Itu sekilas gambaran sederhana, tapi ternyata perjudian …